Kemarau telah tiba, saat hujan mulai berhenti turun dari langit...udara menjadi kering dan panas yang menyengat dibawah langit khatulistiwa terasa membakar disiang hari. Malampun jadi perteduhan yang rasanya tak ingin diakhiri...kemarau mengirim banyak pesan pada jutaan insan yang berdiam ditanah ini. Bumi ini semakin tak ramah memeluk kita, saat kita mulai berhenti untuk mempertanyakan tindakan yang semena-mena kepada hutan, tanah, air dan udara....kesejukan yang dulu kita rasakan, tinggal panas membakar menembus kulit karena kita dengan pongahnya menebang hutan tanpa rasa cinta....dulu kemarau menjadi waktu yang sempurna untuk memanen hasil ikan yang dikirim langsung oleh alam...saat ini, sungai mengering tanpa kehidupan...manusia semakin jauh dari jati dirinya..mampukah kita bertahan?..mampukah kita berdiam dibumi yang marah dan bergejolak ini...?
Ketika panas begitu mengganggu...aku rindu aroma basah dedaunan...ketika gerimis menyentuh kulit dan mengirim aura kesejukan..bahkan,..sejuta memory terlintas dalam benakku...hujan selalu mengirimku ke suatu masa, ketika semua terasa baik-baik saja...hidup seolah memberikan segalanya bagai air yang mengalir tumpah dari langit..aroma hujan memelukku dengan kedamaian, ketika aku hanya mendengar suara titisan air yang menyentuh bumi...kebisingan dunia lenyap berganti suara magis dari langit....hujan....begitu tenang..begitu damai..begitu sempurna...Hujan..turunlah sesekali, agar semua mahluk hidup dapat kembali bernafas dan mengumpulkan energi bagi tunas-tunas kehidupan yang baru..sejukkan hidup kami dengan aroma basahmu...aku merindukanmu..............
No comments:
Post a Comment