Berita tawuran di jakarta antara SMAN 70 dan SMAN 06 memakan satu orang korban jiwa yang tidak bersalah, kenapa tidak bersalah? karena anak itu pada saat itu baru selesai makan disebuah Kafe yang berdekatan dengan lokasi kejadian...kenapa terus tawuran?
Ada tanda tanya besar disini, kenapa anak-anak remaja belia itu sangat menyukai kekerasan sebagai simbol kejantanan dan juga pertemanan, trus siapa yang salah dalam hal ini?
Jawabannya adalah kita semua yang terperangkap dalam sistem yang mengijinkan bibit-bibit anarkis menjalar, merasuk, mendekam menjadi racun dalam hati mereka. Sistem hukum yang tidak tegas dan cenderung melakukan pembiaran pelanggaran-pelanggaran hukum..contohnya? ya seperti FPI itu yang selalu merasa jumawa untuk mendikte dan menghakimi orang lain yang tidak sehaluan dengannya..kemudian kenapa sistem pendidikan di sebuah pesantren terbukti selalu melahirkan teroris-teroris masih dibiarkan hidup..? sistem pendidikan yang menggilas waktu berharga bersama keluarga dan mengukur semua hanya berdasarkan angka yang tertera diijazah...dan kita semua yang kadang menyuarakan persetujuan terhadap tindakan anarkis....lihatlah bagaimana reaksi orang-orang terhadap sebuah kekebabasan berekspresi yang nyeleneh..bagaimana mungkin kebodohan semacam itu menjalar diantara kita, dan dibiarkan tumbuh subur.
Sebuah restoran waralaba asing dihancurkan sebagai bentuk protes oleh orang-orang yang berpredikat MAHA SISWA, waw...pastilah apabila saat ini Nabi Muhammad yang mengajarkan kebaikan itu masih hidup akan merasa malu melihat kelakuan orang-orang yang menyebut diri pengikut.
Saya setuju dengan pernyataan OBAMA bahwa kebebasan berbicara adalah satu-satunya solusi untuk menghadapi apabila kemudian hari masih ada orang gila yang membuat video serupa, lakukan protes dan argumentasi yang pintar dan cerdas, dan tunjukkan esensi dari hidup beragama yang sebenarnya, tapi jauhi tindakan anarki...harusnya kita mesti malu hati pada orang yang menyebut dirinya Atheis, kenapa? ternyata agama tidak membuat kita lebih baik dari mereka...
No comments:
Post a Comment