Aku selalu menyukai hujan….
Aku ingat satu kebiasaan yang kerap aku lakukan ketika kecil sampai remaja, aku suka sekali duduk diteras rumahku dan mengamati hujan yang menetes bagai ribuan jarum raksasa atau rambut raksasa langit…jatuh menghujam bumi dan menimbulkan suara-suara yang khas ketika sulur-sulur air tersebut menyentuh bumi, dan segala benda yang tumbuh dan berdiri dipermukaan bumi dan suara itu semakin keras ketika tetes-tetes air yang makin deras tersebut menimpa atap seng rumahku, menimbulkan irama yang indah dan tak pernah kulupakan sampai saat ini.
Kadang aku memejamkan mata dan membayangkan saait itu ada sebuah konser, dan aku adalah vokalisnya..aku mulai menyanyikan sebuah syair dengan irama hujan sebagai music yang mengiringinya…indah sekali..seketika aku merasa dunia ini hening…hanya ada aku dan hujan…kami berdua….
Namun kini, sulit untuk tetap menyukai hujan, karena seringkali aku harus membatasi diri untuk beraktivitas ketika hujan tiba-tiba berkunjung ke bumi ini..kadang hujan masih mengingatkanku pada masa lalu, tapi kadang ia menciptakan rasa sepi yang menggigit…sepi yang sangat pedih…masa lalu yang penuh kenangan manis, begitu banyak moment-momen yang tak mungkin aku alami kembali, bersama keluargaku saat kami masih bersama, saat ayah masih ada..saat aku masih remaja dan yang kulakukan hanya menikmati hidup dan bersenang-senang dalam kemudaanku…kini, bahkan aku merasa sendiri, gak punya sapa-sapa..dan aku duduk dalam keheningan gak tau apa yang mau kulakukan…
Saat aku ingin menggenggam sedikit rasa manis dalam hatiku, sesuatu yang lebih besar merampasnya dan menghempaskan aku, aku tak punya kekuatan apa-apa untuk mempertahankannya..jadi yang bisa kulakukan saat ini, hanya menatap hujan…bagian yang tetap sama dari masa laluku, dan memejamkan mata, mencoba meresapi dengan hati dan pendengaranku, mungkin saja iramanya masih sama dan ia mau bernyanyi untukku…
Dialog..
Aku “ hujan…aku kesepian, maukah kau mainkan sebuah music untukku, sebuah sonata yang indah…”
Hujan “ tentu saja, dari dulu kita bersahabat dan aku tak pernah berubah…km ingin aku mainkan gubahan Mozart atau bethoven…? “
Aku, “ aduh..itu music yang serius…gimana kalau lagu asep irama…tunjukkan padaku, dimana kuburnya…”
Hujan..” wah, itu mah dankdut atuh non…gak level ama gw, biasanya aku mainkan music klasik…”
Aku..” atau lagu om rhoma irama, satria bergitar jan…masak sih gak bisa, sesekali turun level, kan kagak ape2..”
Hujan “ apa kata duniaaa….hari gini masih nyanyikan lagu jadul…filmnya aja kagak mutar lagi sekarang..gak trend itu…”
Aku..” ya udah, nyayikan lagu gesang aja, bengawan solo….”
Hujan “..idiiih..cakep-cakep doyan keroncong…gak selendang supra eh sutra aja sekalian..”
Aku “ kita kan harus menghargai kekayaan bangsa kita, nah lagu ini udah seperti duta bangsa terkenal sampai keluar negeri..hebatkan mbah gesang?..kita harus menghargai para creator yang telah mengharumkan nama bangsa..gitu atuh..”
Aku “ lagian selendang sutra mengingatkanku pada ayah tercintaku, beliau sering memainkan lagu ini dengan biola bututnya…indah sekali…aku jadi kangen..huhuhu..”
Hujan “ jangan jadi sensi ah…jangan sedih, sini deh..biarkan aku mainkan lagu selendang sutra agar dirimu bisa bernostalgia ke masa lalu..”
Aku memejamkan mataku …saat hujan mulai memainkan seribu nada indah..ada irama biola, yang mengalun menyayat hati..indah sekali, dan dari mulutku terucapkan syair…”selendang sutra,..tanda mata darimu, telah kusimpan sebulan yang lalu, ketika lenganku, terluka parah..selendang sutramu..turut berjasa,…selendang sutra tanda mata darimu, dan seterusnya…air mata mengalir tanpa sadar di pipiku…ah, betapa aku merindukan ayahku….
Hujan” non,..jangan menangis…lihat aku masih harus menyelesaikan tugasku untuk memenuhi setiap sungai dan danau agar airnya tetap bersih..dan menyirami tanah-tanah yang gersang agar tetap subur dan bisa ditanami…kalau kamu sedih begitu aku tidak mau lagi mengiringi nyanyianmu…”
Aku”..i`m so sorry sahabatku…aku jadi terhanyut..mainkan lagi dong music-musik yang lain, misalnya roker juga manusia, hanya diganti..nina juga manusia..gt loh..”
Hujan “ wah, selera music yang benar-benar aneh ya…dari dangdut, keroncong sampai rock…”
Aku “ aku memang menyukai semua jenis music jan…semuanya menyimpan keunikan tersendiri, dangdut meskipun lyriknya patah hati tapi masih bisa mengajak orang berjoged, coba deh lihat musim kampanye dangdut paling laku jan…trus, bisa menambah ilmu pengetahuan karena menceritakan tentang kelakuan si kucing garong jan…hebat kan?..”
Hujan “..kowe ngawur tenan…si kucing garong itu bukan tentang prilaku hewan tapi Cuma ilustrasi tentang sifat-sifat manusia yang tak ubah si kucing garong..”
Aku “ maksudnya manusia seperti kucing yang suka menggarong?”
Hujan “ yah..begitu deh..kadang2 kan kita suka menggarong milik orang lain…menggarong yang bukan haknya sendiri…”
Aku “ iya poh jan..begitu ya?…” aku termangu-mangu mencoba mencerna penjelasan hujan dengan, dengan otak berkapasitas 512 mg dan belum di upgrade, rada tulalit…
Aku “Ah pusing deh..jan, lagunya si ebiet aja ya…lyriknya indah dan sarat makna, itu..yang judulnya kasmaran…”
Hujan “..wah..si non lagi jacin ya?..”
Aku “ terserah deh..aku pengen lagu itu…”
Hujan “..ke deh..siip…mulai..”
Hujan mulai mengeluarkan irama yang mendayu-dayu khas lagu nya ebiet…” apa yang kau simpan dalam duduk termenung, cinta yang kau sapa..lewat tanpa jawab…bergegaslah..jujur dan terbuka, ungkapkanlah, perasaan yang sarat..dengan cinta yang panas bergelora…barangkali takdir tengah tengah bicara, ia datang dari langit buatmu….dan pandangan mata nya memang buatmu…dudududu..dudududu..dudu..dududu….”
Tiba-tiba dadaku serasa sesak, lagu ini mengingatkanku akan apa yang aku rasakan terhadap seseorang..tapi endingnya aku tidak berani menuruti saran lagu mas ebiet…”kagak mungkin jan..”
Hujan “ eh lu..ngomong apaan barusan?”
Aku “ tau ah..gelap..”
Hujan “ jangan sedih,..kadang ada hal-hal yang tidak mengerti, tapi memang harus terjadi..segala sesuatu akan baik kembali..lihat saja non..”
Aku “ tumben..bijaksini sekali kau jan….tapi makasih ya, kamu sahabatku yang tak pernah berubah, menghiburku kala aku sedih..dan setia pada bumi ini yang kadang kejam sekali..”
Hujan “ aku kan Cuma menjalankan instruksi Big bos, Raja langit semesta alam yang gak ingin bumi ini dan segala isinya menderita karena gak ada air,…”
Aku “ iya..kita semua memang ditakdirkan untuk melakukan hal-hal yang diinginkan oleh sang pencipta, tapi kadang kita bandel dan membantah ya jan…jadinya penderitaan yang gak ada habis-habisnya…”
Hujan “..iya, manusia memang kadang nakal sekali..untung Big Bos sangat baik dan murah hati, panjang sabar dan mengampuni..aku bangga jadi alat Nya..”
Aku “ jan…berjanjilah padaku, walau kehidupan ini berubah, dan orang-orang menjauhiku..kamu tetap sama dan jadi sahabatku, jangan tinggalkan aku dalam kesepian ini…”
Hujan “ aku akan selalu mengunjungi bumi ini, meskipun kadang jadwalku berubah-ubah karena siklus bumi yang sekarang gak menentu..tapi berjanjilah juga padaku, kamu jangan seperti orang lain yang melakukan hal-hal yang bisa merusak keseimbangan siklus bumi ini, jika kamu ingin aku tetap mengunjungi dan menjadi sahabatmu..jangan sampai aku menjadi alat kemurkaan Tuhan atas bumi ini, aku tak ingin membunuh kehidupan yang semestinya aku jaga..”
Aku “ iya jan..aku janji, seperti kamu setia padaku..demikian aku juga akan setia pada janjiku…aku jadi sedih..”
Aku “ jan..aku lelah sekali…aku ingin tertidur sejenak dalam dekapanmu, maukah kau nyanyikan lagi sebuah lagu untukku?..”
Hujan “ lagu apa sahabatku…aku akan lakukan apapun yang bisa menghibur hatimu saat ini..”
Aku “ lagu Nina bobok jan…kan sesuai namaku..kayaknya lagu ini khusus buatku deh,,hehehehe”
Hujan “..oke sahabat…dengarkan dan nikmati..have a nice dream ya…”
Aku memejamkan mataku dan terdengar alunan nada merdu yang indah sekali dari tiap tetesan hujan yang saat ini membasahi bumi, semakin sayub saat pikiranku perlahan meninggalkan raga…dan ..dan….”aku bermimpi tentang dia…keindahan yang sempurna…” selamat malam dunia, selamat malam sahabat..selamat malam untukmu..Tuhan menjagamu….
No comments:
Post a Comment