Memotivasi orang lain kadangkala lebih mudah daripada memotivasi diri sendiri, khususnya saat mengalami masa-masa sulit ketika beban begitu berat dan rasa terpuruk yang begitu hebat sampai-sampai aku merasa mungkin takkan pernah pulih seperti sediakala. Tapi seperti kata bijak seseorang, bahwa disaat-saat seperti itu, akan membantu apabila kita melihat kembali pada orang-orang yang mungkin mengalami masalah yang lebih berat dari yang pernah kita alami. Aku teringat pada satu kisah dari injil perjanjian lama tentang penderitaan Nabi Ayub, yang diuji ketaatannya lebih daripada orang-orang beriman yang pernah hidup dimasa itu. Ketika iblis melihat betapa berimannya beliau kepada Tuhan, maka iblis meminta izin untuk mencobai Ayub kepada Allah. Akhirnya Allah mengabulkan permintaan iblis, karena Dia tahu dan mengenal hati Ayub dan akhirnya apa yang dialami oleh Nabi Ayub menjadi kesaksian yang menginspirasi umat manusia sepanjang masa, bahwa dalam kesakitankah, dalam penderitaan dan kehilangan yang teramat sangat..tidak akan bisa memisahkan kita dari Kasih Allah.
Nabi Ayub mengalami kehilangan yang luar biasa dalam ketaatannya pada Tuhan, kehilangan orang-orang yang beliau kasihi, kehilangan semua yang dia miliki sampai kehilangan status sosial dimata masyarakat..bahkan itu belum cukup, beliau masih dihakimi oleh orang-orang yang melihat bahwa ternyata iman Nabi Ayub sebagai penyebab kecelakaan demi kecelakaan yang dia alami. Seberapa banyak kehilangan kita jika dibandingkan dengan kehilangan Nabi Ayub?...kehilanganku,..penderitaanku...apakah aku akan kehilangan harapan dan iman pada Tuhan?...aku berdoa, agar aku memiliki sedikit kekuatan untuk bangkit lagi...dan tidak kehilangan rasa percaya pada Tuhan dan hidup ini,..aku ingin belajar dari Nabi Ayub..aku pernah melakukan banyak kesalahan-kesalahan yang tak tersembunyi dimata Tuhan, tapi aku mau berubah dan tidak kembali lagi pada cara hidupku yang lama. Bukan karena aku kuat atau hebat, tapi karena belas kasih Tuhan yang memampukanku...
Aku menyadari betapa banyak waktu yang telah terbuang untuk aku mengejar apa yang menjadi keinginan hati dan ternyata semua itu kadang berakhir dengan kekecewaan dan meninggalkan lubang yang besar dilubuk hati. Tapi tak apa...aku memaafkanmu untuk semuanya yang aku rasakan...dan maafkan aku mengecewakanmu seperti itu, semoga kita dapat belajar untuk jadi manusia yang lebih baik tanpa kehilangan iman dan percaya pada Tuhan.
No comments:
Post a Comment