Sebuah obsesi yang selama ini belum terwujud dalam hatiku adalah menjelajahi kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, karena itu bertepatan dengan pelaksanaan Festival Danau Sentarum pada tanggal 28 November sampai 2 Desember 2011 kemarin, saya dan teman-teman berkesempatan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Dengan menyewa sebuah speedboat dengan tarif harian Rp.1.200.000,- dirasakan lebih fleksibel menggunakan waktu yang ada untuk menjelajahi area taman nasional yang selama ini belum sempat dikunjungi.
Salah satu tempat yang memiliki fasilitas penginapan dan selama ini telah menjadi base camp para peneliti adalah camp TNDS di Bukit Tekenang yang kini juga memiliki home stay terapung dan diresmikan pada hari itu juga. Area camp memiliki fasilitas trakking ke hutan sampai puncak bukit, berbagai varietas pohon yang telah ditandai dan diberi nama terdapat diarea tersebut. Kami juga beruntung menyaksikan beberapa pohon cempedak dan empakan sejenis buah asli Kalimantan mirip durian yang sedang berbuah lebat tapi sayangnya belum saatnya untuk dipetik.
Menurut info seorang petugas, bahwa untuk kunjungan berikutnya setiap orang yang masuk kekawasan tersebut akan ditarik retribusi masuk, tidak mahal hanya beberapa ribu rupiah dan karena dikelola oleh Departemen Kehutanan melalui TNDS maka retribusi tersebut selanjutnya akan disetor ke kas negara. Dibase camp bukit tekenang, kita juga bisa mendapatkan berbagai informasi ilmiah tentang keragaman spesies yang terdapat diwilayah TNDS. Kesegaran sangat terasa, dan sejauh mata memandang kita disuguhi keindahan khas hutan tropis. Sayangnya karena keterbatasan waktu, kami tidak bisa menunggu untuk menyaksikan pertandingan lomba perahu yang diadakan disalah satu wilayah TNDS yaitu di pulau sepandan, sebuah pulau terdiri dari tanah berbatu yang tidak berpenghuni. Pulau tersebut juga terletak ditengah danau namun belum sepenuhnya masuk ke area danau luar yang luas.