Mempersiapkan generasi penerus bangsa, hanya bisa dilakukan dengan pendidikan dan untuk memajukan pendidikan kadang membutuhkan pengabdian. Masalahnya tidak semua tempat diindonesia ini telah mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai, terutama dipelosok-pelosok terpencil. Pertanyaannya, siapakah yang mau melakukan pengabdian dan dikirim ketempat-tempat yang jauh dari kenyaman peradaban modern, dari minimnya sarana dan prasarana pendidikan. Karena hanya orang yang memiliki semangat pengabdian yang tinggi yang mau melakukan hal tersebut, hati yang terpanggil untuk menjadi garam dan terang ditengah buramnya dunia pendidikan bagi anak-anak yang berdiam dipelosok-pelosok yang jauh, mereka yang kadang mimpi-mimpiuntuk masa depan yang lebih baik harus kandas karena keterbatasan biaya, sarana dan prasarana pendidikan dan juga fasilitas umum lainnya.
Menjadi sosok pendidik disebuah desa terpencil diperhuluan Kapuas kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, yaitu desa bungan, bukanlah hal yang pernah terlintas didalam pikiran sosok muda kelahiran kota Surabaya ini. Bergabung dengan Yayasan Indonesia Mengajar yang dipelopori oleh Bpk. Anies Bawesdan, yayasan ini memiliki visi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa diseluruh pelosok nusantara. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mengisi kekurangan guru didaerah-daerah. Sosok muda itu bernama jairi, ditempatkan di sebuah desa bernama bungan. Desa bungan adalah salah satu desa paling terpencil kapuas hulu. hampir 100% penduduk lokal adalah suku dayak punan, satu-satunya jalur transportasi ketempat tersebut adalahmenggunakan speedboat melewati sungai berarus deras, karena itu satu-satunya SD Negeri ditempat tersebut hanya memiliki tiga orang tenaga pengajar, dengan bergabungnya jairi maka diharapkan proses belajar mengajar akan semakin baik dari sebelumnya.
Semangat belajar di alam terbuka nan segar |
Demikian sekilas cerita tentang seorang pengabdi muda yang telah rela meninggalkan kenyamanan kota besar demi ikut memajukan dunia pendidikan Indonesia, jalannya memang tidak mudah dan penuh rintangan namun apa yang dilakukan akan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi mereka, jiwa-jiwa belia penerus bangsa. Mudah-mudahan sosok jairi bisa menginspirasi adik-adik mahasiswa dan pelajar yang sukanya tawuran, bahwa perubahan bukan hanya sebatas kata-kata, apalagi hanya dalam bentuk tindakan anarki, tapi perubahan adalah sesuatu yang diinterpretasikan dalam bentuk tindakan nyata, semangat mengabdi dan melayani adalah sesuatu yang sangat mulia dan dibutuhkan mereka, yaitu adik-adik kita yang berada jauh dipelosok-pelosok paling luar dari Negara ini. Salam salut untuk Indonesia Mengajar!
No comments:
Post a Comment