Taman Nasional Danau Sentarum, setelah sekian lamanya sejak lulus dari bangku SMA sekian belas tahun yang lalu, akhirnya aku berkesempatan mengunjungi tempat ini. Terletak di wilayah yang mencakup tujuh kecamatan, kecamatan Batang Lupar, Kecamatan Badau yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga malaysia, kecamatan Embau, Kecamatan Selimbau, Kecamatan Semitau, Kecamatan Suhaid dan Kecamatan Bunut Hilir memiliki fungsi yang sangat penting bukan hanya bagi Kapuas hulu bahkan bagi Kalimantan barat, sebagai penampung debit air sungai Kapuas ketika meluap dan sebagai penyuplai air ketika sungai Kapuas kering.
Keunikan dan keindahan taman nasional ini tak tidak diragukan lagi, dengan luas 132.000 ha, Taman Nasional ini memiliki keanekaragaman hayati dan hewani yang sungguh luar biasa. Permukaan airnya begitu tenang sehingga kadang mampu memantulkan dengan sempurna obyek-obyek yang ada disekitarnya, namun pada cuaca tertentu akan timbul gelombang besar bertumbukan sehingga tak jarang memakan korban jiwa.
Dari Lanjak, saya dan rekan-rekan dari kecamatan menyewa dua buah speedboat dengan tarif per speed Rp. 250.000,- jadi cukup terjangkau oleh isi kocek anda. Tidak sampai setengah jam kami tiba ke sebuah pulau yang berada ditengah-tengah danau, dari pulau tersebut viewnya akan lebih luar biasa lagi. Sungguh pemandangan yang begitu indah, dan merupakan harga yang pantas untuk jerih payah melalui medan jalan yang rusak berat dari putussibau ke lanjak, terbayar segala lelah oleh lukisan alam yang terpampang didepan mata.
Di masa kini dan masa depan taman nasional ini adalah harapan bagi komunitas lokal yang berdiam diwilayah ini, karena sebagian besar mata pencaharian penduduk lokal adalah nelayan yang menangkap ikan secara tradisional dan juga menggunakan keramba, bahkan madu asli produksi masyarakat lokal hasil binaan LSM riak bumi telah mendapat sertifikasi internasional karena kualitas alaminya, artinya masih memakai cara tradisional dalam produksinya yaitu dengan membiarkan lebah membuat sarang pada batang pohon-pohon besar yang terdapat diwilayah tersebut
dengan bantuan dan pengawasan dari peternak, kualitasnya terjaga karena lebah menghisap nektar alami dari keanekaragaman hayati diwilayah tersebut. Tak heran, disepanjang wilayah tersebut banyak terdapat perkampungan-perkampungan nelayan yang dengan rumah-rumah permanen maupun rumah semi permanen yang dihubungkan oleh gertak-gertak kayu dan lanting-lanting yang khusus memelihara ikan didalam keramba.
Saat Pintu perbatasan Indonesia malaysia dibuka secara resmi, wilayah ini diharapkan menjadi tujuan wisata andalan kabupaten Kapuas hulu dengan melibatkan partisipasi masyarakat local dengan budaya dan adat istiadatnya. Disepanjang jalur lintas utara yang menghubungkan wilayah danau sentarum dengan ibu kota kabupaten, sebagian besar masyarakat asli masih memelihara gaya hidup komunal di rumah panjang karena itu penyebaran pemukiman masih terbatas dan alamnya masih terjaga
No comments:
Post a Comment